Senin, 02 Januari 2012

Teknologi Pembuatan Keramik

    Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya.

Jenis Badan Keramik Menurut Kepadatan
1. Gerabah (Earthenware),
    Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware)
    Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain),
    Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic),
    Adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.

Peralatan dan Bahan
Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik dan bahan utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik.
Contoh bahan mentah keramik alam seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit dan sebagainya.
Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC, Borida, Nitrida, H3BO3 dan sebagainya.

Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :
1. Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay
2. Bahan Pelebur Contoh : felspar, kapur
3. Bahan Pengisi Contoh : silika, grog (samot)
4. Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaan benda keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu), diantaranya adalah :
- bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – felspar·
- bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu·
- Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – felspar
- Bahan tambahan Contoh :
- bahan pewarna Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel, senyawa chrom dan sebagainya.
- bahan perekat Contoh : gum
- bahan penutup Contoh :oksida sirkon, oksida seng
- bahan pelebur Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3 ,Pb3O4 dan sebagainya. -
- untuk bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya -

Cara Pembuatan
Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu :
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
   Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
d. Teknik putar
    Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
e. Teknik cetak
    Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan

Beberapa Teknik Dekorasi Yang Dapat Diterapkan Pada Benda-Benda Keramik :
a. Dekorasi ukir
    Dilakukan pada keramik halus maupun keramik tradisional dengan menggunakan pahat ukir seperti yang dilakukan pada media kayu.
b. Dekorasi toreh
   Dilakukan dengan menggunakan benda tajam seperti pisau Torehan-torehan tersebut membentuk motif-motif sesuai dengan yang diinginkan seperti garis-garis maupun relung-relung. Biasa dijumpai pada pengrajin keramik tradisional di Lombok yang diterapkan pada gentong, kendi dan piring.
c. Dekorasi melubangi
    Dilakukan dengan cara melubangi bagian-bagian yang ingin dihias dengan menggunakan pipa logam yang dipotong miring. Dekorasi semacam ini diterapkan pada barang-barang seperti tempat lilin dan kap lampu.
d. Dekorasi stempelan/cap
  Teknik stempelan/cap dapat diterapkan pada keramik dengan menekankan sebuah stempelan pada permukaan benda keramik. Stempelan bisa dibuat dari kayu, logam, gips, atau menggunakan tanah yang dibakar.
e. Dekorasi tempel
    Dilakukan dengan menempelkan motif-motif tertentu yang dibuat dari cetakan atau dibuat langsung dengan tangan.
f. Dekorasi lukis
   Dekorasi teknik lukis baik lukis on glaze (diatas glasir) maupun under glaze (dibawah glasir) diterapkan pada benda keramik dengan cara melukis di atas benda keramik yang sudah diglasir maupun sebelum diglasir dengan menggunakan pewarna khusus keramik, dengan penyelesaian akhir dibakar pada temperatur ± 800°C. Teknik dekorasi lukis ini tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada keramik tradisional, namun bahan pewarna yang digunakan berbeda dengan keramik halus. Bahan pewarna yang dipakai adalah seperti cat paragon, asturo yang tidak dibakar lagi.
g. Dekorasi sablon dan Dekorasi stiker
    Khusus teknik sablon dan teknik stiker tidak dapat diterapkan pada keramik tradisional, akan tetapi hanya dapat diterapkan pada keramik halus (stone ware) dan porselin sebab keramik tradisional mempunyai porositas yang tinggi sehingga penyerapan warna tidak bagus. Demikian juga, bahan yang digunakan tidak cocok untuk body keramik tradisional, seperti pewarna kusus keramik, medium dll. Teknik ini dapat dilakukan dengan menyablon langsung di atas benda keramik atau dengan membuat stiker terlebih dahulu kemudian ditempelkan pada permukaan benda keramik. Teknik sablon langsung hanya dapat diterapkan pada benda-benda keramik yang mempunyai permukaan datar seperti pada tegel sebab alat yang digunakan berupa screen segi empat dengan permukaan mendatar dan langsung bersentuhan dengan permukaan benda keramik. Sedangkan teknik stiker dapat diterapkan pada semua jenis permukaan teknik sablon dan stiker sama halnya dengan teknik lukis dengan penyelesaian akhir dibakar pada temperatur + 800°C.

Minggu, 01 Januari 2012

Jenis Batu Alam

Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.

Batu candi
  
Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.

Batu paras


Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.

Batu kali
 
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

Batu andesit
 
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.
CEMENTAID mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam, memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari kelapukan.

Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :
1. DRICEAL
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
2. GLOSCOAT
Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll).This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

It is About Civil Engineering: Bahan Baku Mortar

It is About Civil Engineering: Bahan Baku Mortar: Apakah Mortar itu? Mortar adalah bahan bangunan berbahan dasar semen yang digunakan sebagai "perekat" ...

Bahan Baku Mortar

Apakah Mortar itu?
Mortar adalah bahan bangunan berbahan dasar semen yang digunakan sebagai "perekat" untuk membuat struktur bangunan. Yang membedakan mortar dengan semen, sebenarnya mortar adalah semen siap pakai yang komponen pembentuknya umumnya adalah semen itu sendiri, filler, dan berbagai jenis additif yang sesuai. Seperti kita tahu, dalam proses penggunaan semen oleh tukang, biasanya kita melihat tukang mencampur semen, pasir ayak, kapur (lime), bata merah halus (opsional), dan air. Pencampuran ini tentunya selalu tidak pernah seragam dan juga hanya berdasarkan "intuisi" si tukang. Adanya mortar tentunya merubah konsep cara pencampuran seperti itu karena mortar adalah "Semen Instant" siap pakai, hanya tambah air, aduk, kemudian langsung bisa dipakai.

Kenapa kita pakai mortar?
Alasannya sebenarnya simpel, yaitu antara lain memiliki keunggulan :
1. Konsistensi
Karena diproduksi masal dan juga dengan alat modern dan oleh pabrikan, maka konsistensi bahan bakunya cukup seragam. Kita tidak perlu pusing lagi akan stabilitasnya.
2. Mudah
Jelas, tinggal tambah air, langsung pakai
3. Lebih baik
Adanya additif yang sesuai akan memberikan sifat bahan yang lebih baik dibanding hanya dengan menggunakan campuran semen biasa. Terkadang dengan aplikasi semen biasa bisa menyebabkan beberapa problem, antara lain lantai terangkat, dinding pecah-pecah / retak, dan lain-lain. Penggunaan mortar yang tepat akan bisa menghindarkan problem ini di kemudian hari.

Kekurangannya otomatis dari sisi harga, karena mortar dijual amat sangat jauh lebih mahal daripada semen (bisa di-check harganya di toko bahan bangunan / material) dan dibandingkan per kilo-nya.

Jenis-jenis mortar
Di Indonesia telah diperkenalkan beberapa jenis mortar, yaitu antara lain :
1. Tile Adhesive (Perekat Keramik)
Ada vertikal (dinding) dan horizontal (lantai), dan juga ada perekat keramik baru diatas keramik lama (tanpa membongkar keramik lama)
2. Tile Grout
Sebagai pengisi nat (celah) antar keramik
3. Thin Bed
Untuk perekat AAC (Autoclaved Aerated Concrete) alias bata ringan
4. Skim Coat
Untuk pelapis dinding baru
5. dll

Penggunaan mortar tentunya akan ber-efek membuat biaya bahan bangunan menjadi bengkak, tetapi karena penggunaannya yang relatif sangat mudah, maka man-hours tukang kita akan berkurang drastis sehingga ongkos tukang akan berkurang. Untuk jangka panjangnya, penggunaan mortar ini juga akan bisa menghindarkan problem yang mungkin terjadi jika dibandingkan dengan penggunaan campuran semen biasa (misal seperti disebut diatas, dinding retak dan lantai terangkat). Ingat, biaya reparasi di kemudian hari bisa jauh lebih tinggi daripada ongkos lebih yang dikeluarkan dengan penggunaan mortar (dibanding dengan campuran semen biasa) pada saat pembangunan awal struktur.

Perlu diketahui juga, untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise) dan juga ruko-ruko terbaru, umumnya sekarang mereka sudah menggunakan mortar dan AAC untuk bahan baku pembuatan dinding, dan juga mereka merekatkan keramik (vertikal dan horisontal) dengan mortar, sedangkan untuk struktur mereka menggunakan beton ready mix. Ini bertujuan untuk menjaga konsistensi bahan baku yang digunakan dan juga efisiensi tenaga kerja, sehingga diharapkan bisa memperpanjang usia bangunan dengan menghindari problem-problem yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Untuk menghitung efisiensi pemakaian mortar, kita bisa bandingkan pada aplikasi pembuatan tembok. Bisa kita lihat bahwa kalau tukang kita menggunakan bata merah sebagai bahan baku tembok, maka campuran semen yang dia buat akan relatif banyak karena bata merah berdimensi kecil, sehingga untuk merekatkan satu sama lain sehingga membentuk tembok, dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan material campuran semen yang banyak.

Umumnya 1 orang tukang hanya mampu membuat tembok sepanjang 3 meter (tebal 1 bata memanjang) untuk 1 shift kerja dengan menggunakan bahan baku bata merah dan campuran semen. Jika menggunakan AAC dan mortar, maka efisiensinya bisa meningkat drastis menjadi kurang lebih 3 kali lipat alias 9 meter tembok (pemasangan AAC memanjang).

Penggunaan mortar untuk merekatkan AAC juga relatif jauh lebih efisien, karena dimensi AAC terkecil saja kurang lebih setara dengan dimensi 7 buah bata merah biasa. Penggunaan thin bed mortar sebagai perekat AAC akan kurang lebih hanya seper-lima (atau lebih) daripada campuran semen yang digunakan untuk membuat tembok dengan volume yang sama (contoh : penggunaan dibandingkan pada 7 bata merah vs 1 AAC terkecil).

Nah, diatas adalah gambaran tentang efisiensi yang terjadi dengan penggunaan mortar. Jadi efisiensi dihasilkan dari pemakaian mortar & AAC yang lebih sedikit untuk menghasilkan volume tembok yang sama jika dibandingkan dengan bata merah & campuran semen, dan juga waktu yang jauh lebih singkat sehingga biaya tukang bisa ditekan (FYI, harga AAC bisa 2x atau lebih harga bata merah dengan volume yang sama).

Bahan Baku Mortar
Karena mortar sangat beragam jenisnya (dari jenis diatas, bisa dibagi lagi menjadi beberapa sub-jenis, misal tile grout wide, narrow, dll), maka pembahasannya hanya pada beberapa bahan baku penting saja, yaitu antara lain :
1. Semen
Umumnya yang dipakai jenis Portland
2. Sand / Pasir
Umumnya dengan kehalusan seragam, antara 0.1-0.4 mm
3. Calcium Carbonate
Adalah jenis filler khusus berwarna putih dengan kehalusan seragam.
Harap diperhatikan jika menggunakan filler ini karena memiliki oil absorption tinggi, sehingga pemakaian filler ini dapat "mengentalkan" campuran yang dibuat. Biasanya dipakai pada mortar berwarna (menonjolkan warna) seperti tile grout.
4. Lime / Kapur
Dipakai pada beberapa jenis mortar khusus
5. Asam Tartaric
Dipakai pada beberapa jenis mortar khusus
6. Additif Air Release
Untuk menghilangkan adanya udara yang terperangkap di dalam mortar saat diaplikasi. Dipakai pada beberapa jenis mortar khusus.
7. Additif Anti Foam
Untuk menghilangkan foam / busa pada saat mortar dicampur air dan diaplikasi. Dipakai pada beberapa jenis mortar khusus.
8. Beberapa jenis binder lain
Untuk meningkatkan sifat flexible dan/atau memperkuat ketahanan tekanan, umumnya untuk aplikasi horizontal tile yang berat seperti granit / marmer.

dan bahan baku utama yang membuat mortar menjadi berkualitas lebih baik dari campuran semen adalah :

9. CELLULOSE THICKENER
Ini adalah pengental berbahan dasar selulosa (bisa dari pulp/bubur kayu, bubur kapas, dll), yang memiliki sifat water retention dan juga filler holding. Adanya thickener jenis ini bisa "memperbaiki" sifat campuran mortar yang digunakan sehingga menjadi tidak "meleleh saat diaplikasi vertikal, memiliki sebaran yang rata, memiliki open time yang cukup, dan lain-lain. Jenis cellulose thickener ini sebenarnya bermacam-macam, untuk aplikasi mortar umumnya menggunakan 2 macam jenis, yaitu HPMC (Hyrdoxy Propyl Methyl Cellulose)dan MHEC (Methyl Hydroxy Ethyl Cellulose). Jenis pertama adalah yang paling populer dan banyak digunakan untuk pembuatan berbagai jenis mortar. Jenis kedua bisa memberikan efek water-repellency, sehingga cocok digunakan untuk aplikasi mortar khusus untuk skim-coat.

10. REDISPERSABLE POLYMERS
Inilah polimer utama yang memberikan "kekuatan" tambahan untuk meningkatkan kualitas mortar, sehingga menjadi superior dibandingkan campuran semen biasa. Beberapa jenis redispersable polymer dibuat dari bahan dasar polymer Vinyl Acrylic / Ethylene, dan juga tipe terbaru menggunakan bahan dasar polymer VEOVA. Fungsi dari redispersable polymer ini adalah memberikan sifat yang flexible pada mortar sehingga material yang dihasilkan setelah kering memiliki flexibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan material yang terbentuk dari campuran semen biasa.

Fleksibilitas ini akan mampu menghindarkan masalah yang menimpa bangunan di kemudian hari seperti retak (ada kemengkinan susut muai karena pengaruh suhu, gempa ringan, dll), jika bahan baku pembentuk dinding atau lantai cukup flexible, maka kemungkinan retak mikro akan lebih kecil. Begitu pula dengan kasus lantai terangkat, karena bahan digunakan lebih flexible, maka saat terjadi "pergeseran" bangunan karena beberapa faktor, maka mortar yang mengikat keramik lantai dapat "bergerak" flexible, sehingga tidak terjadi kasus lepasnya mortar perekat dari keramik yang menjadikan lantai terangkat.

Proses Produksi Mortar
Pada dasarnya proses produksi mortar adalah relatif cukup sederhana, karena prinsipnya adalah mencampur semua bahan baku yang sesuai (semua dilakukan dalam kondisi kering / tepung / powder) dan mengaduknya dengan rata, kemudian dikemas dan didistribusikan. Tetapi kita perlu ingat, mencampur bahan baku dalam bentuk tepung/powder membutuhkan peralatan khusus (mixer kering) dan juga energi yang relatif besar.

Skala industri dari pabrik pembuatan mortar adalah besar-besar, dan mereka mengaduk dalam jumlah besar juga karena mereka ingin menjaga konsistensi produk mortar yang dihasilkan dengan formulasi yang konstan dan diawasi ketat. Kunci disini adalah soal konsistensi, pembuatan mortar sebenarnya "relatif tidak sulit" dari sisi know-how dan pengadaan bahan bakunya, hanya aplikasinya saja yang sulit karena membutuhkan modal relatif besar untuk pengadaan alat produksinya.

Apakah mortar bisa kadaluarsa ?
1. Semen - kayaknya selama dalam kondisi kering, tidak akan kadaluarsa
2. Pasir - tidak ada kadaluarsa
3. Redispersible Polymers
Bersifat cukup higroskopis (attract water), jadi mesti disimpan dalam kondisi kering, di tempat dengan sirkulasi udara baik dan humidity rendah.
4. HPMC / MHEC
Cellulose thickener bersifat sangat higroskopis (attract water), jadi harus disimpan dalam kondisi kering, di tempat dengan sirkulasi udara baik, dan humidity rendah. Manufacturer standard warranty untuk produk ini umumnya hanya sekitar 6 bulan, dan produsen yang baik selalu menjual produk ini dikemas dalam bag dengan double inner layer. Manufacturer Cellulose additive selalu menyarankan hanya produk cellulose yang fresh yang akan memberikan hasil terbaik, jadi mereka umumnya merekomendasikan agar stock yang diimpor dari mereka harus digunakan dalam jangka waktu 3 bulan, untuk mendapatkan hasil yang maximal.

Dari gambaran diatas, sebaiknya mortar digunakan dalam jangka waktu maximal 3 bulan (direkomendasikan, kita juga tidak tahu kapan mortar itu diproduksi kan). Pastikan bahwa properties mortar yang digunakan memenuhi standard saat dicampur dengan air dan diaplikasikan. Penyimapanan harus dalam tempat kering dan bersirkulasi udara baik, untuk meminalisir adanya excess humidity yang akan mempercepat kerusakan additif pada mortar.

Beberapa produsen mortar menjual produknya dalam kemasan bag double inner layer, harap dicheck. Produsen dengan packaging seperti ini yang benar-benar concern dengan kualitas produk mereka karena mereka mengerti apa yang bisa terjadi kalau humidity berlebih "menyerang" produk mereka selama dalam masa storage (berarti know-how mereka terhadap mortar juga baik).